Seindah Dunia Remaja

Jadilah Anda remaja tersukses di masa mendatang. Silahkan Anda mulai dengan membaca blog ini.

Rabu, 26 Januari 2011

Pojok Psikologi Remaja 2011: Ayo, Aturlah Waktumu!

idfreelance.net

Mengenal Manajemen Waktu

Adanya pembagian waktu justru membuat manusia merasa diburu waktu bukan? Manusia merasa semakin tua setelah melihat umur. Mereka merasa waktu yang mereka miliki terbatas. Sementara, waktu berjalan terus. Ada orang-orang yang mampu menyiasati waktu dan memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan, tetapi tidak sedikit yang merasa kekurangan waktu. Padahal, setiap orang mempunyai jatah waktu yang sama dari Sang Pencipta yaitu 24 jam sehari. Seiring dengan perkembangan waktu, mulailah mereka berpikir untuk menyiasati waktu. Lahirlah manajemen waktu. Manajemen waktu yang sederhana tetapi sangat popular adalah manajemen waktu first thing first seperti yang dikemukakan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya The Steven Habits for Highly Effective People. Dengan system yang dikembangkannya, kita akan membagi kegiatan kita menjadi penting dan tidak penting, serta mendesak dan tidak mendesak. Jika tidak dijalankan dengan benar, mauntuk menuju tingkatan yang lebih tinggi dari senajemen waktu seperti ini akan melatih kitkedar manajemen waktu menjadi manajemen pribadi melalui disiplin diri. Pada tingkatan ini, kita mampu untuk mengatur hidup kita sesuai dengan kemampuan pribadi kita. Maka, dengan tenang kita dapat mengatur jadwal seesuai kebutuhan kita, mengatur waktu dan bukannya waktu yang mengatur waktu, betul?

Gudang Logo


http://gudang4logo.blogspot.com/

Direktori Web

TukarLinkBlog

Sejarah Pembagian Waktu

Pembagian waktu pertama kali dilakukan oleh bangsa yunani yang membagi satu tahun menjadi 12 bagian yang disebut bulan. Mereka kemudian membagi setiap bulan menjadi 30 bagian yang disebut hari. Dalam satu tahun, mereka mempunyai 360 hari atau 12 x 30 = 360. Karena bumi berputar mengelilingi matahari membentuk jalur lingkaran, maka bangsa yunani membagi lingkaran menjadi 360 derajat. Konsep ini dikemukakan oleh Hipparchus, seorang astronom Yunani , yang hidup pada tahun 190-120SM. Bangsa Mesir dan Babilonia kemudian membagi siang, yaitu sejak matahari terbit hingga matahari terbenam, menjadi 12 bagian yang disebut jam. Mereka juga membagi malam, yaitu sejak matahari terbenam hingga matahari terbit, menjadi 12 jam. Akan tetapi, siang dan malam memiliki durasi yang berbeda dan berubah-ubah setiap tahunnya. Karena itu, system pembagian waktu ini belumlah akurat. Muncullah pemikiran baru. Satu hari dibagi menjadi 24 jam dengan jumlah jam yang sama: siang 12 jam dan malam 12 jam. Konsep ini dikemukakan oleh Ptolemy, seorang astronom Yunani yang tinggal di Alexandria-mesir. Ia menyempurnkan teori Hipparchus mengenai geosentris (bumi sebagai pusat tata surya) dan sistem tata surya. Satu jam kemudian dibagi menjadi 60 menit, setiap menit dibagi menjadi 60 detik. Ide pembagian jam dan menit menjadi 60 bagian ini dating dari system sexagesimal bangsa sumeria yang berdasar atas bilangan 60. Sistem ini senddiri dikembangkan 4.000 tahun yang lalu. Sejak ditemukannya peembagian waktu atas detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun inilah waktu menjadi ukuran penghitung dalam kehidupan dan manusia pun mulai berkejaran dengan waktu. Albert Einstein juga bereksperimen dengan waktu dan mengajukan sebuah teori dengan kesimpulan bahwa waktu itu relative. Teori waktu Einstein ini memang rumit, tetapi Alan Lightman, seorang dosen di Massachusets Institute of Technology, berhasil menjelaskannya dalam bahasa sastra melalui bukunya, mimpi-mimpi Einstein. Menurutnya, di dunia ini ada dua jenis waktu, yaitu waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu yang pertama adalah waktu seperti yang kita kenal sekarang (detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan seterusnya), sedangkan waktu yang kedua adalah waktu menurut kehendak hati manusia. Sebelum Hipparchus menemukan pembagian waktu, manusia akan makan saat lapar atau tidur saat mengantuk. Itulah yang disebut sebagai waktu tubuh. Setelah ada pembagian waktu, manusia akan makan saat jam makan dan tidur saat jam tidur. Waktu inilah yang disebut sebagai waktu mekanis. Kehidupan manusia pun berubah dari waktu tubuh menjadi waktu mekanis. Sekali lagi, ayo, aturlah waktumu!

Ayo, Aturlah Waktumu!

Pernahkah kamu berpikir, berapa waktu yang kamu miliki di luar jam sekolah atau bekerja? Cukupkah waktu yang kamu miliki tersebut untuk melakukan semua kegiatan yang ingin kamu lakukan? Mungkin kita pernah merasa bahwa sehari yang kita miliki tidak cukup untuk melakukan semua kegiatan yang ingin kita lakukan. Akibatnya, kegiatan yang kita lakukan pun berbenturan satu sama lain. Seringkali, kita mendapati pelajar di sekolah yang terpaksa melakukan kegiatan di luar aktivitas belajar-mengajar, seperti membersihkan kamar mandi, menyapu halaman sekolah, maupun mengerjakan kegiatan lain karena terlambat masuk sekolah atau tidak mengerjakan PR. Di lain kesempatan, ada pula pelajar yang mengeluh bahwa dia mulai stress karena tugas-tugas sekolah yang menumpuk sehingga kesempatan untuk bersenang-senang dengan teman-temannya menjadi berkurang. Masa transisi dari masa kanak-kanak (dimana orang tua sepenuhnya mengelola waktu seseorang) ke masa remaja (ketika seseorang mulai belajar bertanggung jawab) menimbulkan persoalan dalam menentukan prioritas dan mengatur waktu. Remaja menjadi stress karena tidak dapat menyalurkan hobi atau bersosialisasi karena orang tua menuntut mereka agar lebih banyak di rumah untuk belajar. Ketidakmampuan mengatur waktu akhirnya melahirkan individu yang malas dan tidak bahagia. kunjungi: